Cinta dan Sahabat
Jika kamu membenci seseorang, janganlah terlalu membencinya, sebaliknya jika kamu menyanyangi seseorang maka jangan pula terlalu menyayanginya. Yah kurang lebih inilah sebuah nasehat yang akan disampaikan oleh seseorang sebut saja namanya cinta dari pengalaman yang telah ia lalui. Jika diperhatikan lebih dalam kata-kata tersebut ada benarnya, sekalipun sulit untuk melakukannya, tidak terlalu membenci orang yg kita benci, dan tidak pula terlalu menyayangi orang yg kita sayang. Yah karena kita tahu bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik.
Cinta sendiri telah merasakannya dari sebuah pengalaman yang ia lalui, dan bukan tidak mungkin bahwa ia menyesali apa yang telah ia lakukan sehingga memberikan nasehat seperti itu. Yah sebuah pengalaman pahit namun juga indah. Pengalaman pahit namun juga indah, aneh memang. Tapi ini adalah sebuah kenyataan yang telah dirasakan sendiri oleh Cinta. Hampir di waktu yang sama ia kehilangan seseorang yang selama ini dia anggap sebagai seorang sahabat, namun pada saat itu pula ia akhirnya menemukan seseorang yang selama ini dia nantikan kehadirannya di hatinya. Yah, bisa dibilang dia menemukan kekasih hatinya di waktu yang sama ketika ia kehilangan sahabatnya. Seorang sahabat dan kekasih hati adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan ini, dua hal yang tidak bisa kita pilih salah satu dari mereka. Karena sahabat dan kekasih hati adalah pelengkap kehidupan ini. Namun, tidak dengan Cinta, meskipun ia menginginkan kedua hal tersebut, tidak berarti ia dapat memiliki keduanya. Hidup memang seperti itu, tidak selamanya apa yang kita inginkan juga akan kita dapatkan. Terkadang kita harus memilih satu dari dua hal, walaupun kita tidak ingin atau bahkan tidak pernah terpikir sedikitpun. Namun inilah kehidupan, yang harus kita jalani terus dan terus hingga akhirnya kita sampai di titik akhir.
Cinta telah kehilangan sahabatnya, sahabat yang sejak SMP sampai akhirnya ia diperguruan tinggi selalu menemani hari-harinya. Kebersamaan, waktu, dan juga beberapa kesamaan hal yang mereka sukai membuat Cinta dan sahabatnya Lia mampu bertahan sejauh ini. Namun justru Kebersamaan, waktu, dan juga beberapa kesamaan hal pada diri mereka itulah yang akhirnya membuat persahabatan mereka hancur. Cinta merasa telah dikhianati oleh Lia sahabatnya sendiri, namun itu bukan hanya sekadar perasaan Cinta karena memang pada kenyataannya Lia telah mengkhianati Cinta. Pengkhianatan itu terjadi ketika seseorang, sebut saja namanya Adri hadir di kehidupan mereka. Mahasiswa yang juga jurusan tekhnolgi itulah yang akhirnya menjadi penyebab persahabatan Cinta dan Lia hancur. Lia tahu bahwa selama ini Adri menyimpan perasaan yang lebih ke Cinta, dan sebagai sahabatnya Cinta, Lia pun tahu betul bahwa Cinta mempunyai perasaan yang sama ke Adri. Dan entah kenapa ia merasa tidak rela jika Cinta dan Adri akhirnya bersama, karena ia sendiri juga mempunyai perasaan yang lebih sama Adri.
Pada hari yang begitu spesial bagi Adri, ia kemudian mengutarakan perasaannya kepada Cinta, meskipun Cinta mempunyai perasaan yang sama ke Adri, namun Cinta tidak langsung memberikan jawaban ke Adri, karena ia ingin meminta pendapat Lia terlebih dahulu, sebagai seorang sahabat Lia pasti tahu apa yang terbaik buat dirinya. Kurang lebih itulah yang dipikirkan Cinta. Namun justru Lia malah memanfaatkan kesempatan ini, meyakinkan Cinta bahwa Adri bukanlah orang yang pantas untuknya. Dengan berbagai cara akhirnya Lia pun berhasil meyakinkan Cinta bahwa Adri adalah seorang playboy dan tentang perasaan Adri kepadanya hanyalah sebuah bahan taruhan Adri kepada teman-temannya. Dan akhirnya Cinta membalas perasaan Adri dengan kata tidak. Itu berarti Cinta telah menolak Adri, karena kini ia telah membenci Adri, sangat membencinya. Orang yang dia anggap telah mempermainkan perasaannya. Dia lebih mempercayai sahabatnya sendiri. Sahabat yang telah mengkhianatinya.
Namun suatu hari, Cinta tidak sengaja menemukan buku harian Lia, ia pun membacanya karena dia pikir diantara mereka tidak ada sedikitpun rahasia, begitupun dengan buku harian yang menjadi rahasia terbesar Lia. Cinta terkejut ketika melihat buku harian tersebut, buku harian yang sebagian besar dipenuhi dengan tulisan tentang Adri dan penghianatan yang dilakukan Lia selama ini terhadapnya. Cinta sedih, karena ternyata orang yang selama ini dia sangat percaya telah menghianatinya hanya karena seorang laki-laki. Dia begitu sedih dan tidak tahu kepada siapa dia mencurahkan kesedihannya ini. Akhirnya, ia pun menghampiri Adri, meminta maaf kepadanya dan menceritakan segala apa yang telah dilakukan Lia terhadapnya. Adri kemudian menemani Cinta menemui Lia dan membahas segala apa yang telah terjadi. Namun Lia tetap saja mengingkari penghianatannya meskipun buktinya jelas ada yaitu buku hariannya sendiri. Lia lebih memilih untuk pergi meninggalkan Cinta. Cinta begitu sedih karena selama ini seorang sahabat yang begitu ia percaya telah menghianatinya dan lebih memilih pergi meninggalkannya dari pada meminta maaf terhadapnya. Namun, di sisi lain ia bahagia karena akhirnya ia menemukan kekasih hatinya, Adri.
“ THE END “